Kemarin ada berita yang
menghebohkan umat Islam di Indonesia. Skripsiers udah tahu belum? Berita
tentang pembacaan al-Quran dengan menggunakan langgam jawa. Iya, ini terjadi di
Istana Negara Jakarta dalam acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Isra’ Mi’raj
1436 H. Qiraah dalam langgam jawa ini terus mendapat sorotan. Hal ini
menimbulkan kegelisahan di kalangan kaum Muslim. Bagaimana tidak? Secara jelas
al-Quran dipermainkan. Ini jelas-jelas penghinaan kepada al-Quran.
Qari’ yang membacakannya adalah
Muhammad Yaser Arafat. Beliau membacakannya dengan langgam jawa. Sehingga
banyak tajwid yang salah karena mengejar iramanya. Yang lebih menyedihkan lagi,
Menteri Agama Indonesia yang “terhormat” malah ingin mengadakan lomba MTQ
dengan langgam nusantara.
Duh duh, Indonesia...
Sedih gak sih, Skripsiers
dengernya?
Padahal Allah sudah memberikan
peringatan dalam QS. At-Taubah/9:65-66 yang berbunyi:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan
itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau
dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan
rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, Karena kamu
kafir sesudah beriman. jika kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka
taubat), niscaya kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka
adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.”
Skripsiers tahu nggak? Sejak dimulai acara, ternyata banyak banget
kesalahannya. Mulai dari MC yang salah sebut acara, salah sebut tahun hijriyah,
salah sebut tanggal. Tapi yang paling mendapat sorotan adalah pembacaan
al-Quran dengan langgam jawa oleh Yaser Arafat tersebut.
Pembacaan ayat-ayat suci al-Quran tersebut merupakan bentuk dari liberalisasi
terhadap tata cara membaca al-Quran, Skripsiers. Hal itu juga berpotensi untuk
melahirkan persepsi penyamaan ayat-ayat al-Quran dengan bait-bait lagu. Ini kan
bertabrakan dengan etika terhadap kitab suci al-Quran dan mengundang orang
untuk memperolok-olok al-Quran.
Selain itu, pembacaan al-Quran yang tidak lazim tersebut mengundang
musuh-musuh Allah untuk melakukan penghinaan terhadap al-Quran dan kaum
Muslimin. Hal ini terbukti! Dalam sebuah video di YouTube, sebuah orkestra
“menyanyikan” al-Quran di gereja. Video tersebut tidak disertakan tanggal dan
lokasi dalam video. Banyak komentar-komentar yang mengecam video tersebut.
Melantunkan al-Quran dengan diiringi musik orkestra yang meriah, TIDAK MENUTUP
AURAT, dan pengiringnya bernyanyi seperti lagu-lagu gereja, ini sungguh
perbuatan yang menghina al-Quran. Sudah jelas dalam QS. At-Taubah ayat 65-66
seperti yang dipaparkan di atas bahwa hukumnya haram, karena mempermainkan
ayat-ayat Allah.
Inginnya sih, setelah tulisan ini terbit ada Skripsiers yang bersikap tegas
terhadap penghinaan terhadap al-Quran dalam bentuk apapun. Biarlah presiden
kita diam dan bersembunyi, para menteri yang juga sama (khususnya menteri
agamanya yang justru malah memperkeruh keadaan dengan mengadakan MTQ dengan
langgam nusantara), dan para pejabat yang lain. Mungkin negeri ini butuh
tangan-tangan pemberani dalam menegakkan kebenaran Islam.
ALLAHU AKBAR!!!
0 komentar:
Posting Komentar