Only to you Skripsier

.

.

Minggu, 07 Juni 2015



Kemarin ada berita yang menghebohkan umat Islam di Indonesia. Skripsiers udah tahu belum? Berita tentang pembacaan al-Quran dengan menggunakan langgam jawa. Iya, ini terjadi di Istana Negara Jakarta dalam acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Isra’ Mi’raj 1436 H. Qiraah dalam langgam jawa ini terus mendapat sorotan. Hal ini menimbulkan kegelisahan di kalangan kaum Muslim. Bagaimana tidak? Secara jelas al-Quran dipermainkan. Ini jelas-jelas penghinaan kepada al-Quran.
Qari’ yang membacakannya adalah Muhammad Yaser Arafat. Beliau membacakannya dengan langgam jawa. Sehingga banyak tajwid yang salah karena mengejar iramanya. Yang lebih menyedihkan lagi, Menteri Agama Indonesia yang “terhormat” malah ingin mengadakan lomba MTQ dengan langgam nusantara.
Duh duh, Indonesia...
Sedih gak sih, Skripsiers dengernya?
Padahal Allah sudah memberikan peringatan dalam QS. At-Taubah/9:65-66 yang berbunyi:

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, Karena kamu kafir sesudah beriman. jika kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.”
Skripsiers tahu nggak? Sejak dimulai acara, ternyata banyak banget kesalahannya. Mulai dari MC yang salah sebut acara, salah sebut tahun hijriyah, salah sebut tanggal. Tapi yang paling mendapat sorotan adalah pembacaan al-Quran dengan langgam jawa oleh Yaser Arafat tersebut.
Pembacaan ayat-ayat suci al-Quran tersebut merupakan bentuk dari liberalisasi terhadap tata cara membaca al-Quran, Skripsiers. Hal itu juga berpotensi untuk melahirkan persepsi penyamaan ayat-ayat al-Quran dengan bait-bait lagu. Ini kan bertabrakan dengan etika terhadap kitab suci al-Quran dan mengundang orang untuk memperolok-olok al-Quran.
Selain itu, pembacaan al-Quran yang tidak lazim tersebut mengundang musuh-musuh Allah untuk melakukan penghinaan terhadap al-Quran dan kaum Muslimin. Hal ini terbukti! Dalam sebuah video di YouTube, sebuah orkestra “menyanyikan” al-Quran di gereja. Video tersebut tidak disertakan tanggal dan lokasi dalam video. Banyak komentar-komentar yang mengecam video tersebut. Melantunkan al-Quran dengan diiringi musik orkestra yang meriah, TIDAK MENUTUP AURAT, dan pengiringnya bernyanyi seperti lagu-lagu gereja, ini sungguh perbuatan yang menghina al-Quran. Sudah jelas dalam QS. At-Taubah ayat 65-66 seperti yang dipaparkan di atas bahwa hukumnya haram, karena mempermainkan ayat-ayat Allah.
Inginnya sih, setelah tulisan ini terbit ada Skripsiers yang bersikap tegas terhadap penghinaan terhadap al-Quran dalam bentuk apapun. Biarlah presiden kita diam dan bersembunyi, para menteri yang juga sama (khususnya menteri agamanya yang justru malah memperkeruh keadaan dengan mengadakan MTQ dengan langgam nusantara), dan para pejabat yang lain. Mungkin negeri ini butuh tangan-tangan pemberani dalam menegakkan kebenaran Islam.

ALLAHU AKBAR!!!



Sebaik baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain #MenyentuhHatiDenganHati

0 komentar:

Posting Komentar